Rabu, 25 Mei 2016

Perkembangan Kelompok

Perilaku individu-individu dalam kelompok-kelompok adalah sesuatu yang lebih daripada jumlah total tiap individu yang bertindak menurut caranya sendiri.

Lalu, apa itu kelompok?

Suatu kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung, yang saling bergabung untuk mencapai sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal. Kelompok formal maksudnya kelompok yang didefinisikan oleh struktur organisasi, dengan pembagian kerja yang ditandai untuk menegakkan tugas-tugas. Sedangkan kelompok informal adalah persekutuan yang tidak terstruktur secara formal atau tidak ditetapkan secara organisasi.

Tahap-tahap Perkembangan Kelompok
Menurut riset, tidak ada pola baku dari perkembangan kelompok. Dan disini saya akan menjelaskan 2 Model perkembangan kelompok.

Model Lima-Tahap
Dari pertengahan dasawarsa 1960-an, diyakini bahwa kelompok-kelompok melewati deretan standar dari lima-tahap.


  • Tahap pertama, pembentukan, dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur, dan kepemimpinan kelompok. Tahap ini selesai ketika para anggota telah mulai berpikir diri mereka sendiri sebagai bagian dari suatu kelompok.
  • Tahap keributan adalah tahap konflik didalam kelompok. Bila tahap ini telah lengkap, terdapat suatu hirarki yang relative jelas dari kepemimpinan didalam kelompok.
  • Tahap ketiga adalah tahap dalam mana berkembang hubungan yang karib dan kelompok memperagakan kekohesifan  (kesalingtarikan). Tahap penormaan ini selesai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok ini telah menyerap perangkat pengharapan dari apa yang mendefinisikan perilaku anggota yang benar.
  • Tahap keempat adalah pengerjaan. Pada titik ini struktur itu telah sepenuhnya fungsional dan diterima-baik. Energi kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain ke pelaksanaan tugas di depan mata.
  • Tahap penundaan. Dalam tahap ini,  kelompok merpersiapkan pembubaran.


Model Kesetimbangan Tersela
Model ini dikembangkan oleh C.J.G. Gersick, dinamakan seperti ini karena setelah diadakan penelitian dijumpai banyak orang yang diobservasi melakukan peningkatan upaya untuk mempercepat pencapaian tujuan/sasaran menjelang dari setengah waktu dari deadline.
  • Kinerja anggota kelompok tidak mengalami peningkatan yang berarti, terutama dalam mengembangkan kelompoknya, saat awal mereka menyudahi pertemuan pertama sampai dengan separuh waktu deadline. Masa antara pertemuan pertama sampai separuh deadline dinamakan masa inersia, saat inilah kinerja anggota kelompok tidak berarti. Masing-masing anggota kelompok wait and see saja yang dimungkinkan di masa ini tidak ada kejelasan dalam kelompok tersebut. Masa inersia menggelisahkan angngota kelompok karena hanya berdiam diri tanpa aktivitas berarti, hingga pada satu masa transisi mereka adakalanya dapat meningkatkan kinerja secara luar biasa karena dimungkinkan adanya rasa bersalah karena selama ini hanya berdiam diri tanpa melakukan aktivitas dan kinerja yang positif.
  • Phase kedua diawali dengan kejutan sehingga menimbulkan efek menyela (punctuated), setelah masa transisi phase kedua akan dilewati oleh anggota kelompok dengan melanjutkan kinerja yang telah naik mendekati sempurna dalam mencapai tujuan kelompok saat deadline. Phase kedua model Gersick ini hampi r mirip dengan tahap performing dan adjourning pada model Tuckman.


















Sumber: Robbins, Stephen P. 1996. Organizational Behavior: Concepts, Controversies, Applications. 7th Edition. Prentice Hall, Inc. New Jersey.