Jumat, 29 April 2016

Leadership (Kepemimpinan)

"Kepemimpinan itu berarti pemimpin", begitulah yang dibicarakan oleh kabanyakan orang. Tapi apakah makna yang sesungguhnya dari kepemimpinan itu?

Kepemimpinan merujuk kepada suatu keahlian yang berarti :
"Seni yang bertujuan untuk memengaruhi orang lain agar tercapai tujuan yang sudah ditentukan"
  
Dari arti tersebut kita melihat bagian dari kalimat yaitu "tujuan yang sudah ditentukan",  berarti seseorang yang memiliki sifat kepemimpinan haruslah memiliki tujuan atau mimpi dan tujuan atau mimpi tersebut harus terencana.

Leadership atau kepemimpinan merupakan salah satu sifat yang harus dimiliki oleh para pemimpin di era globalisasi dan gombalisasi ini. Pemimpin yang dibutuhkan itu bukan hanya yang mampu mengatur kegiatan / operasi harian saja tetapi juga harus berjiwa kepemimpinan untuk menjadi pemimpin di era perubahan.

Seorang pemimpin adalah orang yang menjadi inspirasi dan pengarah kegiatan dari orang-orang yang dipimpinnya (termasuk dirinya sendiri).


Kepemimpinan efektif


Lima Kunci Kepemimpinan:
  1. Seorang pemimpin harus punya rencana.
    Seorang pemimpin harusa proaktif dan bukan reaktif. Seorang pemimpin harus bisa memimpin di era krisis. Pemimpin yang baik akan bisa menganalisa dan merencanakan rencana yang disusunnya sesuai dengan kondisi dan kesempatan yang baru.
  2. Seorang pemimpin harus punya visi.
    Visi-lah yang menyediakan arah, tanpa arah yang jelas maka tidak akan ada perencanaan yang jelas.
  3. Seorang pemimpin membagi visinya.
    Visi yang dibagi akan memperkuat visi tersebut dan akhirnya kemampuan kepemimpinan seorang akan meningkat.
  4. Seorang pemimpin berani mengeksekusi.
    Mengimplementasikan apa yang sudah direncanakan dan kemudian menggabungkannya dengan visi kepemimpinan. Lalu melakukan action sesuai faktor-faktor tersebut.
  5. Seorang pemimpin menginspirasi.
    Pemimpin harus bisa menjadi contoh dalam bertindak atau melakukan sesuatu dan juga integritasnya yang membuat tiap apa yang dilakukannya menjadi bermakna.

Konsep Lima Jari :
  1. Ibu jari
    Pemimpin harus bisa memberi reward.
  2. Jari Telunjuk
    Pemimpin dapat menunjuk orang yang dipercaya dan mampu untuk menjalankan tugas.
  3. Jari Tengah
    Pemimpin mampu menjadi penengah didalam konflik kelompoknya.
  4. Jari Manis
    Pemimpin menjadi pemanis di masa tegang kelompoknya.
  5. Kelingking
    Pemimpin harus bisa dipimpin dan memimpin.

Kamis, 21 April 2016

Job Satisfaction (Kepuasan Kerja)

Job satisfaction atau kepuasan kerja adalah wujud dari perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Beberapa ahli juga mengungkapkan definisi dari kepuasan kerja, seperti:

  • Newstrom : mengemukakan bahwa “job satisfaction is the favorableness or unfavorableness with employes view their work”. Kepuasan kerja berarti perasaan mendukung atau tidak mendukung yang dialami [pegawai] dalam bekerja
  •  Wexley dan Yukl : mengartikan kepuasan kerja sebagai “the way an employee feels about his or her job”. Artinya bahwa kepuasan kerja adalah cara pegawai merasakan dirinya atau pekerjaannya. dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah perasaan yang menyokong atau tidak menyokong dalam diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaan maupun kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti upaya, kesempatan pengembangan karier, hubungan dengan pegawai lain, penempatan kerja, dan struktur organisasi. Sementara itu, perasaan yang berhubungan dengan dirinya antara lain berupa umur, kondisi kesehatan, kemampuan dan pendidikan.
Lalu bagaimana kita melihat kepuasan seorang pegawai?

Measuring Job Satisfaction

Terdapat banyak cara untuk mengukur kepuasan kerja karyawan dalam suatu organisasi/perusahaan baik besar maupun kecil. Paling tidak terdapat empat cara yang dapat dipakai untuk mengukur kepusan kerja, yaitu (1) Rating Scale, (2) Critical incidents, (3) Interviews dan (4) Action Tendencies

·        Rating Scale
Pendekatan yang sering digunakan untuk mengukur kepuasan kerja  dengan menggunakan Rating Scale antara lain: (1) Minnessota  Satisfaction Questionare, (2) Job Descriptive Index, dan (3) Porter Need Satisfaction Questionare.

Minnesota Satisfaction Questionare (MSQ) adalah suatu instrumen atau alat pengukur kepuasan kerja yang dirancang demikian rupa yang di dalamnya memuat secara rinci unsur-unsur yang terkategorikan dalam unsur kepuasan dan unsur ketidakpuasan. Skala MSQ mengukur berbagai aspek pekerjaan yang dirasakan sangat  memuaskan, memuaskan, tidak dapat memutuskan, tidak memuaskan dan sangat tidak memuaskan. Karyawan diminta memilih satu alternatif jawaban yang sesuai dengan kondisi pekerjaannya.

Job descriptive index adalah suatu instrumen pengukur kepuasan kerja yang dikembangkan oleh Kendall, dan Hulin. Dengan instrumen ini dapat diketahui  secara luas bagaimana sikap karyawan terhadap komponen-komponen dari pekerjaan itu. Variabel yang diukur adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi, supervisi dan mitra kerja.

Porter Need Satisfaction Questionare adalah suatu intrumen pengukur kepuasan kerja yang digunakan untuk mengukur kepuasan kerja para manajer. Pertanyaan yang diajukan lebih mempokuskan diri pada permasalahan tertentu dan tantangan yang dihadapi oleh para manajer.

·        Critical Incidents
Critical Incidents dikembangakan oleh Frederick Herzberg. Dia menggunakan teknik ini dalam penelitiannya tentang teori motivasi dua faktor. Dalam penelitiannya tersebut dia mengajukan pertanyaan kepada para karyawan tentang faktor-faktor apa yang saja yang membuat mereka puas dan tidak puas.

·        Interview
Untuk mengukur kepuasan kerja dengan menggunakan wawancara yang dilakukan terhadap para karyawan secara individu. Dengan metode ini dapat diketahui secara mendalam mengenai bagaimana sikap karyawan terhadap berbagai aspek pekerjaan.

Dari tiga cara pengukuran tersebut, menggunakan rating scale adalah yang paling sering dilakukan.








Sumber:





Kamis, 07 April 2016

Teknik Industri & Psikologi Industri Organisasi

Pada artikel sebelumnya saya telah membahas apa itu organisasi. Dan di artikel ini akan lanjut ke tahap selanjutnya yaitu Psikologi Indsutri dan hubungannya dengan Teknik Indsutri.

Jika dilihat dari mata kuliah yang ada di Jurusan Teknik Industri sebenarnya terlihat mengarah ke arah manajemen daripada teknik-nya. Yang dimaksud manajemen disini adalah manajemen internal suatu perusahaan bukan seperti manajemen yang mengarah ke bisnis (eksternal perusahaan) di Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi.

Lanjut ke pengertian dari Teknik Industri dan Psikologi Industri.

Teknik Industri adalah suatu bidang keilmuan yang mempelajari bagaimana merancang, mengatur dan mengaplikasikan semua faktor-faktor seperti manusia, mesin, metode, material, lingkungan menjadi suatu system dalam lingkup yang berhubungan dengan fungsi pabrik, seperti penelitian dasar, penelitian operasional, pengembangan terhadap suatu produk baru, melalui rekayasa-rekayasa industri, desain produk, perancangan system kerja, perawatan mesin, system produksi hingga pada kualitas hingga ke pelayanan purna jual terhadap produk tersebut. Dari pengertian tersebut kita simpulkan bahwa seseorang yang belajar tentang Teknik Industri berarti mempelajari bagaimana membuat sistem yang dapat menghubungkan semua komponen perusahaan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan perusahaan agar menciptakan perusahaan yang baik dan rapi serta membuat nyaman dan aman semua komponen perusahaan.

Psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di tempat kerja. Ilmu ini berfokus pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan, motivasi kerja, produktivitas, stres kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran, rancangan alat kerja, dan berbagai masalah lainnya. Kita simpulkan lagi dari pengertian tersebut bahwa mempelajari Psikologi Industri berarti mempelajari perilaku manusia untuk menilai perilaku manusia sehingga perusahaan dapat mencari dan menemukan orang yang sekiranya cocok untuk perusahaan atau memecahkan suatu masalah/kejanggalan yang terjadi pada ruang lingkup karyawan. Maka munculah Divisi HRD (Human Resource Development) atau SDM (Sumber Daya Manusia).

Agar organisasi dapat mencapai tujuan dengan efektif dan efisien, organisasi tersebut perlu mampu mengelola salah satu aset mereka, yaitu manusia (anggota) -nya. Organisasi perlu mengerti dinamika tingkahlaku manusia dalam situasi organisasi.
Orang-orang yang mempalajari Teknik Industri diharapkan dapat menciptakan sistem didalam perusahaan yang dapat menghubungkan antara manusia, teknologi, sistem dibatasi oleh budaya perusahaan. Membantu menciptakan visi, misi, dan tujuan perusahaan lalu ke tahap selanjutnya yaitu menyesuaikan Struktur Organisasi Perusahaan sesuai dengan visi dan misi.

Struktur Organisasi telah dibuat maka tahap selanjutnya adalah melakukan analisis pekerjaan. Adapun tujuan analisis pekerjaan yaitu, 
  1. Memperoleh tenaga kerja pada posisi yang tepat
  2. Memberikan kepuasan pada diri tenaga kerja
  3. Menciptakan iklim dan kondisi kerja yang kondusif (Sastrohadiwiryo).
Jika analisa pekerjaan telah dilakukan, maka perusahaan dapat menetukan gaji pokok sesuai nilai dari jabatan di struktur perusahaan.


Demikian penjelasan singkat tentang Teknik Industri dan Psikologi Industri.


Sumber:
Wikipedia
Yusrizalfirzal
ITI